Pages

Kamis, Januari 21, 2010


BAB I
PENDAHULUAN


A. LATAR BELAKANG

Penelitian merupakan Kegiatan yang dilakukan secara teratur dan terkendali, empiris serta kritis untuk menyelidiki pernyataan hipotesis mengenai hubungan antara fenomena alam atau Usaha sistematis untuk meningkatkan, memodifikasi dan mengembangkan science yang dapat dikomunikasikan dan diuji penelitian lain.
Untuk membuat suatu penelitian yang baik diperlukan pengetahuan yang benar tentang penelitian itu sendiri, macam-macam penelitian, proses penelitian, penentuan masalah yang diteliti, variable yang diambil dalam penelitian, serta paradigma yang berkembang dalam proses penelitian.
Peneliti diwajibkan memahami semua kaidah-kaidah yang baik dalam rangka melakukan penelitian, baik itu penelitian kuantitatif maupun kualitatif. Penelitian kuantitatif merupakan Jenis penelitian yang menggunakan rancangan penelitian berdasarkan prosedur statistic atau dengan cara lain dari kuantifikasi untuk mengukur variable penelitiannya
Berdasarkan hal diatas pada makalah ini akan membahas tentang penelitian kuantitatif khususnya mengenai proses penelitian, masalah penelitian, variabel dan paradigma penelitian dengan judul Penelitian Kuantitatif Pembahasan Proses Penelitian, Masalah Penelitian, Variabel dan Paradigma Penelitian.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang dapat dirumuskan permasalahan dalam makalah ini mengenai bagaimana cara untuk menentukan dan memahami Penelitian Kuantitatif (Pembahasan Proses Penelitian, Masalah Penelitian, Variabel dan Paradigma Penelitian) ?

C. Permasalahan
1. Bagaimanakah Proses Penelitian Kuantitatif ?
2. Bagaimanakah Menentukan Masalah Penelitian Kuantitatif ?
3. Bagaimanakah Pemilihan Variabel Penelitian Kuantitatif ?
4. Bagaimanakah Paradigma Penelitian Kuantitatif ?


























BAB II
PEMBAHASAN

A. Proses Penelitian Kuantitatif
Untuk memudahkan dalam pemahaman proses penelitian kuantitatif dapat digambarkan dalam diagram sebagai berikut


















Berdasarkan diagram diatas dapat dijelaskan proses Penelitian Kuantitatif sebagai berikut:

1. Masalah
Setiap penelitian berangkat dari masalah, pada penelitian kuantitatif masalah yang dibawa oleh peneliti harus sudah jelas, sedangkan dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti memasuki lapangan.



2. Rumusan Masalah
Setelah masalah diidentifikasikan, dan dibatasi, maka selanjutnya masalah tersebut dirumuskan. Rumusan masalah pada umumnya dinyatakan dalam kalimat pertanyaan.
3. Hipotesis
Merupakan jawaban yang masih bersifat sementara terhadap rumusan masalah . kemudian akan dibuktikan kebenarannya secara empiris berdasarkan data dari lapangan.
4. Pengumpulan data
Meneliti adalah mencari data yang akurat. Peneliti harus menggunakan instrument penelitian yang sesuai dengan obyek yang diteliti. Agar instrument dapat dipercaya, maka harus diuji validitas dan relibilitasnya.
Instrumen untuk pengumpulan data dapat berupa test dan nontest. Untuk instrumen yang berbentuk nontest dapat digunakan sebagai kuesioner, pedoman observasi dan wawancara
5. Analisis Data
Data yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis. Analisis diarahkan untuk menjawab rumusan masalah dan hipotesis yang diajukan. Dalam kuantitatif analisis data menggunakan statistik. Statistik yang digunakan dapat berupa statistik deskriptif dan inferensial/induktif. Statistik inferensial dapat berupa statistik parametris dan statistik nonparametris. Peneliti menggunakan statistik inferensial bila penelitian dilakukan pada sampel yang diambil secara random.
Data hasil analisis selanjutnya disajikan dan diberikan pembahasan. Penyajian data dapat menggunakan tabel, tabel distribusi, frekuensi, grafik garis, grafik batang, piechart, dan pistogram. Pembahasan terhadap hasil penelitian merupakan penjelasan yang mendalam dan interprestasi terhadap data-data yang telah disajikan



6. Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan berisikan jawaban singkat terhadap setiap rumusan masalah berdasarkan data yang telah terkumpul. Karena peneliti melakukan penelitian bertujuan untuk memecahkan masalah, maka peneliti berkewajiban untuk memberikan saran-saran. Melalui saran-saran tersebut diharapkan masalah dapat dipecahkan. Saran yang diberikan harus berdasarkan kesimpulan hasil penelitian.
Apabila hipotesa penelitian yang diajukan tidak terbukti, maka perlu dicek apakah ada yang salah dalam penggunaan teori, instrumen, pengumpulan, analisis data, atau rumusan masalah yang diajukan.

B. Masalah
Menurut Emory (1985) bahwa, baik penelitian murni maupun terapan, semuanya berangkat dari masalah, hanya untuk penelitian terapan, hasilnya langsung dapat digunakan untuk membuat keputusan. Dengan menemukan masalah penelitian yang sebenarnya, maka pekerjaan penelitian itu telah mencapai 50 % penelitian.
Masalah adalah penyimpangan antara yang seharusnya dengan apa yang benar-benar terjadi. Masalah dapat terjadi bila:
a. Terdapat penyimpangan antara pengalaman dan kenyataan
b. Terdapat penyimpangan antara apa yang telah direncanakan dengan kenyataan
c. Ada pengaduan
d. Ada kompetisi sehingga menimbulkan masalah besar

C. Rumusan Masalah
Perumusan masalah adalah usaha untuk menyatakan secara tersurat pertanyaan-pertanyaan penelitian apa saja yang perlu dijawab atau dicarikan jalan pemecahannya.
Frankel dan Wallen (1990: 22) mengemukakan bahwa rumusan masalah yang baik mencakup:
1. Masalah harus feasible, masalah harus dicarikan jalan keluar dengan sumber yang jelas, tidak banyak menghabiskan dana, tenaga, dan waktu.

2. Masalah harus jelas, memiliki persepsi yang sama
3. Masalah harus signifikan, jawaban atas masalah harus memberika kontribusi terhadap pengembangan ilmu dan pemecahan masalah kehidupan manusia.
4. Masalah bersifat etis, tidak melanggar etika dan moralitas.

Bentuk-bentuk masalah dalam penelitian:

1. Permasalahan Deskriptif adalah suatu permasalahan yang berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variable mandiri, baik satu variable atau lebih. Jadi tidak bersifat membandingkan dan mencari hubungan.
Contoh: Seberapa tinggi efektifitas Kebijakan Manajemen Berbasis Sekolah di Bandar Lampung?
2. Permasalahan Komparatif adalah suatu permasalahan penelitian yang bersifat membandingkan keberadaan satu variable atau lebih pada dua atau lebih pada sample yang berbeda.
Contoh: Adakah perbedaan motivasi belajar dan hasil belajar antara murid yang berasal dari keluarga guru, pegawai swasta dan Pedagang?
3. Permasalahan Asosiatif adalah suatu pertanyaan penelitian yang bersifat hubungan antara dua variablel atau lebih.
a) Hubungan Simetris, adalah hubungan antara dua variebel atau lebih yang kebetulan menculnya bersama, bukan hubungan kausal maupun interaktif.
Contoh: Adakah hubungan antara warna rambut dengan kemampuan memimpin sekolah?.
Contoh Judul Penelitian
Hubungan Antara Warna Rambut Dengan Kemampuan Memimpin Sekolah
b) Hubungan Kausal, adalah hubungan yang bersifat sebab akibat. Jadi ada variable independen dengan variable dependen.
Contoh: Seberapa besar pengaruh kepemimpinan kepala SMK terhadap kecepatan lulusan memperoleh pekerjaan? (kepemimpinan variabel independen dan kecepatan memperoleh pekerjaan variebel dependen)
Contoh Judul Penelitian
Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kecepatan Lulusan Memperoleh Pekerjaan pada SMK di Provinsi Lampung
c) Hubungan Interaktif/Resiprocal/Timbal balik, adalah hubungan yang saling mempengaruhi.
Contoh: Adakah hubungan antara kecerdasan dengan kekayaan?
Kecerdasan dapat menyebabkan kaya, demikian juga orang yang kaya dapat meningkatkan kecerdasan karena gizi terpenuhi.

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian pada dasarnya adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Secara teoritis, variable didefinisikan sebagai atribut seseorang, atau subyek yang mepunyai “variasi” antara satu orang dengan orang yang lain atau satu obyek dengan obyek yang lain (Hatch dan Farhady, 1981).
Jadi dinamakan variable karena ada variasinya (masing-masing dapat berbeda). Contoh: tinggi badan, berat badan, motivasi, sikap, perilaku, kualitas, harga, promosi, dan lain-lain. Jadi variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari atau ditarik kesimpulannya.

Macam-macam variabel:
1. Variabel Independen (Pengaruh, Bebas, Stimulus, Prediktor, antecedent)
Merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).
2. Variabel Dependen (Dipengaruhi, Terikat, Output, Kriteria, Konsekuen) Merupakan variabel yang dipengaruhi atau akibat, karena adanya variabel bebas. Contoh: Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Prestasi belajar.

Motivasi Belajar Prestasi Belajar
(Variabel Independen) (Variabel Dependen)


3. Variabel Moderator
Merupakan variabel yang mepengaruhi (memperkuat atau memperlemah) hubungan antara variabel independen dengan dependen. Variabel ini sering disebut sebagai variabel independen kedua. Hubungan Motivasi dan prestasi belajar akan semakin kuat bila peranan guru dalam menciptakan iklim belajar sangat baik, dan hubungan semakin rendah apabila peranan guru kurang baik dalam menciptakan iklim belajar.
Motivasi Belajar Prestasi Belajar
(Variabel Independen) (Variabel Dependen)

Perananan Guru
(Variabel Moderator)

4. Variabel Intervening (Antara)
Menurut Tuckman (1988) Merupakan variabel yang menghubungkan antara variabel independen dengan variabel dependen yang dapat memperkuat atau memperlemah hubungan namun tidak dapat diamati atau diukur.
Contoh Tinggi rendahnya penghasilan akan mempengaruhi secara tidak langsung terhadap harapan hidup (panjang pendeknya umur)
Penghasilan Gaya Hidup Harapan Hidup
(Variabel Independen) (Variabel Intervening) (Variabel Dependen)


Lingkungan Tempat
Tinggal
(Variabel Moderator

5. Variabel Kontrol
Merupakan variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga pengaruh variabel independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti. Bila akan melakukan penelitian yang bersifat membandingkan.

Contoh: Pengaruh jenis pendidikan terhadap ketrampilan dan mengetik. Variabel independenya pendidikan (SMA dan SMK), variabel kontrol yang ditetapkan sama misalnya adalah naskah yang diketik sama, mesin tik yang digunakan sama, ruang tempat mengetik sama.

Pendidikan SMA&SMK Ketrampilan Mengetik
(Variabel Independen) (Variabel dependen)



Naskah, tempat,mesin tik sama
Variabel Kontrol

E. Paradigma Penelitian
Dalam penelitian kuantitatif, yang dilandasi pada suatu asumsi bahwa gejala itu dapat diklasifikasikan, dan hubungan gejala bersifat kausal (sebab akibat), maka peneliti dapat melakukan penelitian dengan mefokuskan kepada beberapa variabel saja. Pola hubungan antara variabel yang akan diteliti tersebut disebut dengan istilah paradigma penelitian.
Paradigma penelitian merupakan pola pikir yang menunjukkan hubungan antara variabel yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis, dan teknik analisis statistik yang akan digunakan. Bentuk-bentuk paradigma atau model penelitian kuantitatif khususnya untuk penelitian survey sebagai berikut :

1. Paradigma Sederhana
r
X Y

X = Kualitas Guru Y = Prestasi Belajar Murid


Berdasarkan paradigma tersebut, maka dapat ditentukan :
a. Jumlah rumusan masalah deskriptif ada dua, dan asosiatif ada satu yaitu :
1) Rumusan masalah deskriptif (dua)
a) Bagaimana X ? (Kualitas Guruu)
b) Bagaimana Y? (prestasi belajar murid)
2) Rumusan masalah asosiatif/hubungan (satu)
Bagaimanakah hubungan atau pengaruh kualitas alat dengan kualitas barang yang dihasilkan.
b. Teori yang digunakan ada dua, yaitu teori tentang media pendidikan dan prestasi belajar.
c. Hipotesis yang dirumuskan ada dua macam hipotesis deskriptif dan hipotesis asosiatiff (hipotesis deskriptif sering tidak dirumuskan)
A. Dua hipotesis deskriptif (jarang dirumuskan dalam penelitian)
a) Kualitas media yang digunakan oleh lembaga pendidikan tersebut telah mencapai 70 % baik
b) Prestasi belajar siswa lembaga pendidikan tersebut telah mencapai 99 % dari yang diharapkan.
B. Hipotesis Asosiatif
Ada hubungan yang positif dan signifikan antara kualitas media pendidikan dengan prestasi belajar murid . hal ini berarti bila kualitas media pendidikan ditingkatkan, maka prestasi belajar murid akan meningkat pada gradasi yang tinggi.
d. Teknik Analisis Data
Berdasarkan rumusan masalah dan hipotesis tersebut, maka dapat ditentukan teknik statistik yang digunakan untuk analisis data dan menguji hipotesis.
a) Untuk dua hipotesis deskriptif, bila datanya berbentuk interval dan ratio, maka pengujian hipotesis menggunakan t-test one sampel
b) Untuk hippotesis asosiatiff, bila data ke dua variabel berbentuk interval atau ratio, maka menggunakan teknik statistik korelasi product moment.


2. Paradigma Sederhana Berurutan

X1 X2 X3 Y
Kualitas Input Kualitas Proses Kualitas Output Kualitas Outcome

3. Paradigma Ganda dengan Dua Variabel Independen

X1 r1
Kompetensi Guru
r3 R Y
Prestasi Belajar Murid
X2 r2
Lingkungan Sekolah

4. Paradigma Ganda dengan Tiga Variabel Independen

X1
r4 r1

r3 X2 R r2 Y
r5
r3
X3 r2 = Berhimpit dengan R

X1 = Kualitas mesin X3 = Etos kerja
X2 = Pengalaman Kerja Y = Produktivitas Kerja

5. Paradigma Ganda dengan Dua Variabel Dependen
Y1
r1
X1
r2
Y2
X = Tingkat pendidikan
Y1 = Karir di Tempat Kerja
Y2 = Disiplin kerja

6. Paradigma Ganda dengan Dua Variabel Independen dan Dua Dependen

X1 r1 Y1
r2
r5 r6
r3
X2 r4 Y2

X1 = Keindahan kampus Y1 = Jumlah Pendaftar
X2 = Pelayanan Sekolah Y2 = Kepuasan Pelayanan

7. Paradigma Jalur

X1 0,33
0,41
0,30 X3 0,50 Y
0,16
0,57
X2


X1 = Status Sosial Ekonomi X2 = IQ
X3 = Motivasi Berprestasi, (n ach) Y = Prestasi Belajar (achievement)




Bentuk-bentuk paradigma penelitian yang lain masih cukup banyak, tetapi tetap harus dikaitkan dengan teknik statistik yang digunakan. Teknik statistik yang bersifat menguji perbedaan tidak tercermin pada paradigma yang telah diberikan, tetapi akan lebih Nampak pada paradigma penelitian dengan metode eksperimen.

Sebagai contoh Nurtain (1983) dalam desertasinya yang berjudul “Gaya dan Wibawa Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Mengelola Kematangan Guru dan Hubungan dengan hasil Belajar Murid” memberikan paradigma penelitian sebagai berikut :

Enteseden

X4 X1
Kematangan Guru Kematangan Pribadi

X5 X2 Y
AT Gaya Gaya Hasil Belajar
Kepemimpinan Kepemimpinan

X6 X3

Wibawa Wibawa
Kepemimpinan Kepemimpinan

Kepala Sekolah Guru
F. Menemukan masalah
Untuk menemukan masalah langkah yang dilakukan dengan analisis masalah, yaitu dengan bantuan menyusun ke dalam pohon masalah. Dengan analisis masalah, maka permasalahan dapat diketahui mana masalah yang penting, yang kurang penting, dan yang tidak penting. Melalui analisis masalah inni juga dapat diketahui akar-akar permasalahan.
Untuk dapat melakukan analisis masalah, maka pertama-tama peneliti harus mampu mendudukan masalahan dalam konteks keseluruhan secara sistematik, dalam konteks tersebut akan terlihat hubungan antara satu masalah dengan masalah yang lain, baik masalah yang mempengaruhi secara langsung maupun tidak langsung. Berikut contoh untuk menganalisis masalah dalam pohon masalah

Kurikulum

Kualitas Ruang Murid Guru Evaluasi Kualitas
Input Kelas Lulusan


Sarana
Pendidikan

Pada diagram diatas dapat dianalisis masalah mengenai kualitas hasil lulusan yang rendah misalnya akan dapat dianalisis tentang factor-faktor yang mempengaruhinya. Rendahnya kualitas hasil pendidikan yang berupa kualitas lulusan, secara langsung dipengaruhi oleh proses belajar mengajar dan potensi dasar murid. Pengaruh yang langsung terhadap kualitas lulusan adalah, potensi dasar anak, performance guru, kualitas kurikulum, ketersediaan sarana dan prasarana pembelajaran, dan tata ruang kelas dan kualitas evaluasi.

Judul Penelitian
Pengaruh Kualitas Input Murid, Kurikulum, Guru, Sarana dan Prasarana, serta sistem Evaluasi Terhadap Kualitas Lulusan.












BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Peneliti diwajibkan memahami semua kaidah-kaidah yang baik dalam rangka melakukan penelitian, baik itu penelitian kuantitatif maupun kualitatif. Penelitian kuantitatif merupakan Jenis penelitian yang menggunakan rancangan penelitian berdasarkan prosedur statistic atau dengan cara lain dari kuantifikasi untuk mengukur variable penelitiannya
Masalah adalah penyimpangan antara yang seharusnya dengan apa yang benar-benar terjadi. Perumusan masalah adalah usaha untuk menyatakan secara tersurat pertanyaan-pertanyaan penelitian apa saja yang perlu dijawab atau dicarikan jalan pemecahannya. variable didefinisikan sebagai atribut seseorang, atau subyek yang mepunyai “variasi” antara satu orang dengan orang yang lain atau satu obyek dengan obyek yang lain.
Paradigma penelitian merupakan pola pikir yang menunjukkan hubungan antara variabel yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis, dan teknik analisis statistik yang akan digunakan.











DAFTAR PUSTAKA




Sugiono, 2005, Metodologi Penelitian, PT Alpabeta, Bandung